Minggu, 20 Maret 2011

mpab 11

TOT KENDARI

Sejarah KMHDI

Sejarah KMHDI

SEJARAH KMHDI (KELUARGA MAHASISWA HINDU DHARMA INDONESIA)

A. Tahap Pemunculan Ide
Keinginan mahasiswa Hindu Indonesia untuk memiliki wadah bersama, muncul pada saat diadakannya panel Forum dan Dialog Mahasiswa Hindu oleh KMHD UGM pada tahun 1991. Pada kesempatan itu diusulkan untuk membentuk Forum Komunikasi Mahasiswa Hindu Indonesia dan disepakati KMHD UGM sebagai fasilitator. Tugas dari forum komunikasi tersebut adalah untuk membangun jaringan komunikasi mahasiswa di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Bagi perguruan tinggi yang belum memiliki KMHD di perguruan tingginya, diserukan agar segera membentuk KMHD yamg bisa mengakomodasikan seluruh potensi dan aspirasi Mahasiswa Hindu di masing-masing perguruan tinggi tersebut. Dalam perjalanannya Forum Komunikasi banyak menemui kendala sehingga komunikasi mahasiswa Hindu Indonesia belum berjalan seperti yang diharapkan

B. Tahap Pemantapan Ide
Menyadari kendala yang dihadapi oleh forum komunikasi tersebut, dilakukan pembicaraan lebih lanjut dalam Dialog Mahasiswa Hindu yang diselenggarakan pada saat TPKH ITS menyelenggarakan Seminar Nasional mahasiswa Hindu pada tahun 1992. Adapun hasil yang dicapai pada saat itu adalah dibentuknya Korwil (Koordinator Wilayah) di masing-masing kota yang ada perguruan tingginya. Selain itu, untuk membicarakan mekanisme kerja Forum Komunikasi Mahasiswa Hindu, maka akan diadakan Dialog di Bali dengan tetap menunjuk KMHD UGM sebagai penyelenggara. Untuk menindaklanjuti hasil-hasil keputusan di ITS tersebut, pada bulan Agustus 1992 KMHD UGM bekerja sama dengan Senat Mahasiswa Universitas Warmadewa menyelenggarakan Forum dan Dialog Mahasiswa Hindu Indonesia. Tujuan utamanya adalah untuk membahas mekanisme kerja dan biaya operasional dari Forum Komunikasi Mahasiswa Hindu Indonesia. Pada saat inilah muncul usulan untuk membentuk wadah yang bersifat formal dan nasional. Usulan tersebut dilontarkan pertama kali oleh KPMHD malang selaku Korwil Malang.
Pro dan Kontra sempat mewarnai dalog tersebut. Sebagian peserta dialog mendukung dengan alasan sudah waktunya Mahasiswa Hindu tampil dalam Forum Nasional untuk bersama-sama dengan rekan-rekan mahasiswa yang lain berpartisipasi dalam pembangunan bangsa dan negara Indonesia. Adapula peserta dialog yang tidak mendukung usulan tersebut karena memandang Mahasiswa hindu belum siap tampil di Forum-Forum nasional. Perbedaan pandangan ini berlangsung lama dan alot, sehingga dialog harus dibreak untuk diadakan lobi-lobi masing-masing pihak.
Pendekatan secara personal pada saat lobi ternyata berhasil memuaskan semua pihak. Tiga keputusan penting yang dihasilkan yaitu :
1. Dalam waktu enam bulan Mahasiswa Hindu Indonesia harus menyelenggaraka kongres.
2. Biaya kongres ditanggung bersama -sama oleh masing-masing korwil
3. Dibentuk panitia kecil mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kongres.
Pada kesempatan itu juga disepekati bahwa kongres dilaksanakan di Bali dengan Korwil Bali (dalam hal ini FPMHD UNUD) sebagai penyelenggara dan Korwil Malang sebagai panitia kecil (dalam kongres panitia kecil sebagai Steering Comitte).

C. Tahap Penyamaan Visi
Untuk menindaklanjuti hasil dialog di Universitas warmadewa, pada tanggal 9 - 11 Oktober 1992 diadakan Malang Informal Meeting (MIM) yang bersamaan dengan kegiatan Dharma Bhakti VIII KPMHD Malang. Tujuan utama dari MIM adalah untuk menyamakan visi dan persepsi tentang wadah yang akan dibentuk serta membuat rancangan materi untuk keperluan kongres. Keputusan penting yang dihasilkan pada saat MIM adalah sebelum kongres perlu diadakan prakongres, yang bertujuan untuk mengevaluasi kesiapan Mahasiswa Hindu dalam menyelenggarakan kongres.
Pada tanggal 25 - 28 Desember 1992 diadakan Urun Rembug Nasional di kampus IHD Bali (UNHI) yang merupakan istilah lain dari prakongres seperti yang dimaksud dalam MIM. Urun Rembug ini lebih bersifat kekeluargaan untuk lebih mematangkan pelaksanaan kongres. Namun pada urun rembug ini kembali timbul perbedaan visi dan persepsi tentang wadah yang akan dibentuk. KMHD UGM tetap menghendaki wadah yang bersifat informal sedang seluruh delegasi lainnya menghendaki wadah yang bersifat formal. Setelah melalui perdebatan yang panjang maka KMHD UGM mengambil sikap walkout. Untuk mewujudkan wadah formal maka dibentuk tim investigasi yang bertugas mendapatkan informasi .
1. Pelaksanaan kongres diundur sampai bulan September 1993.
2. Tempat kongres tetap di Bali.
3. Untuk membahas rancangan AD/ART, GBHO dan Program Kerja maka diadakan pertemuan lanjutan bertempat di Bali.
Kemudian pada tanggal 8 - 10 dan 14 - 15 Februari 1993 diadakan Bali Informal Meeting (BIM) yang membahas rancangan AD/ART, GBHO dan Program Kerja Organisasi. Hasil penting BIM adalah :
1. Nama organisasi adalah Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia yang disingkat KMHDI.
2. Akan diadakan pertemuan lanjutan di Bandung.
3. Penegasan bahwa biaya kongres ditanggung bersama.
4. Menugaskan untuk Korwil Bali dan NTB untuk membuat rancangan program kerja. Korwil Malang untuk membuat rancangan GBHO.
5. Hal-hal lain yang belum dibahas dalam BIM akan dibahas dalam pertemuan di Bandung.
6. Masing-Masing Perguruan Tinggi untuk mengirimkan kalender akademik, untuk mencari waktu yang tepat tentang pelaksanaan kongres.
Untuk menindaklanjuti hasil-hasil BIM maka pada tanggal 18 - 20 April 1993 diadakan Pertemuan Informal Bandung (PIB) di Asrama Mahasiswa Viyata Tirta Gangga dan Ciung Wanara. Hasil-hasilnya sebagai berikut :
1. Kongres tetap diadakan di Bali pada tanggal 1 - 4 September 1993.
2. Menugaskan pada seluruh Korwil untuk memberikan masukan tentang rancangan GBHO KMHDI.
3. Menugaskan Korwil Jakarta untuk membuat Mars KMHDI.

D. Pelaksanaan Kongres Nasional Mahasiswa Hindu Indonesia
Setelah melalui pertemuan-pertemuan yang maraton tersebut maka Mahasiswa Hindu Indonesia berhasil melaksanakan kongres yang menyatakan berdirinya Ormas Mahasiswa Hindu Indonesia dengan nama KMHDI. Pada saat Kongres tersebut dipilih tiga pengurus inti dan KMHDI telah memliki AD/ART, GBHO, serta pada kongres tersebut Mahasiswa Hindu yang tergabung dalam KMHDI juga menyepakati beberapa pokok-pokok pikiran yang direkomendasikan pada beberapa instansi.

E. Perjalanan KMHDI
Secara defacto KMHDI lahir pada tanggal 3 September 1993 (setelah AD/ART) berhasil disusun dan disahkan pada saat kongres. Namun demikian, organisasi yang baru lahir dan belum berpengalaman, KMHDI belum bisa eksis di kalangan masyarakat luas, karena beberapa kendala yang dihadapi pada saat kelahirannya. Kendala utama adalah belum solidnya pengurus Pimpinan Pusat KMHDI. Hal ini disebabkan karena, secara personal tidak memahami tugas dan wewenangnya masing-masing. Kondisi ini ditambah lagi dengan putusnya komunikasi antar pengurus dan Pimpinan Pusat dengan Pimpinan daerah sehingga terkesan bahwa KMHDI selama ini berjalan sendiri-sendiri, serta minimnya biaya untuk menjalankan roda organisasi.
Dengan segala kekurangan dan kendala yang dihadapi, KMHDI sampai saat ini juga telah melaksanakan konsolidasi sehingga beberapa Pimpinan Daerah dan Pimpinan Cabang telah terbentuk. Beberapa peraturan organisasi telah berhasil dimiliki walaupun pelaksanaannya belum bisa seperti yang diharapkan. KMHDI yang telah dirintis melalui perjalanan panjang memakan waktu, tenaga, pikiran, serta materi yang tidak sedikit, sempat nyaris mandeg pada kondisi yang tidak menentu. Mencermati KHMDI yang berada pada kondisi kritis, maka beberapa tokoh pendiri dan penerusnya bertekad untuk menyelamatkan KMHDI melalui Mahasabha II yang seharusnya diselenggarakan pada bulan September 1996 di Jakarta, tetapi dialihkan ke Malang (yang saat itu secara kader dan persiapan lebih siap).

Tentang KMHDI


ORGANISASI KMHDI

BENTUK ORGANISASI
Organisasi ini sebagaimana namanya, Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia, adalah berbentuk KESATUAN, yang mengandung pengertian :

KESATUAN                         : Keanekaragaman yang menjadi satu dan utuh
MAHASISWA                      : Pelaku kegiatan intelektual
HINDU DHARMA                 : Landasan Spiritual
INDONESIA                        : Ruang lingkup Nasional dan Kebangsaan

KMHDI adalah komunitas yang memiliki aktivitas intelektual dengan landasan moral spiritual demi kepentingan bangsa dan keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia.

TUJUAN PEMBENTUKAN ORGANISASI
Sebagaimana yang ada dalam latar belakang terbentuknya, KMHDI memiliki tujuan awal untuk menyatukan aspirasi serta kekuatan mahasiswa Hindu Nasional dalam wadah bersama secara formal. Dalam perkembangan berikutnya nilai-nilai dasar perjuangan ini semakin dipertegas dengan eksplorasi ide/konsep menuju organisasi modern, melalui visi dan misi.

LAMBANG KMHDI



 

Keterangan :

Lingkaran
Makna : satu kesatuan utuh yang tidak terpisahkan.

Asta Dala
Makna : delapan kemahakuasaan Tuhan (Asta Isawarya), menggambarkan delapan penjuru mata angin; mempunyai pola berfikir multidimensional dan proporsional sehingga senantiasa mempertimbangkan berbagai aspek.

Tri Datu (Tiga Warna Suci)
Makna : merah, putih, hitam. Tiga warna ini menggambarkan Tri Murti, yaitu tiga manifestasi Tuhan sebagai pencipta, pemelihara, dan pelebur (Brahma,Wisnu,Siwa). Dengan kata lain, kader KMHDI harus memiliki daya piker yang inovatif,siap menjaga dan melestarikan potensi Hindu dengan nilai-nilai Dharma yang dimiliki, serta berani tampil di depan untuk mengembalikan serta menegakkan nilai-nilai ajaran Dharma dalam kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara.

Segi Lima
Makna : philosofi Agama. Merupakan konsep Panca Srada, yaitu lima dasar kepercayaan dalam Agama Hindu.

Buku terbuka dan kosong
Buku terbuka bermakna : bahwa ilmu pengetahuan bersifat universal.
Kosong bermakna : suatu kemurnian pengabdian KMHDI.

Nyala obor
Makna : semangat perjuangan untuk mewujudkan tujuan KMHDI.

Kepulauan Indonesia
Makna : KMHDI di dalam perjuangannya selalu berwawasan Nasional dan menghargai semboyan Bhineka Tunggal Ika

Swastika
Makna : lambang Agama Hindu dan dipercaya sebagai sumber keselamatan dunia. Hal ini juga menegaskan bahwa KMHDI adalah organisasi yang berdasarkan Hindu.
-----------------------------------------------------------------------------------------
SEMBOYAN KMHDI
Adalah salam juang untuk memberikan dorongan moral kepada kader-kader KMHDI.

“Satyam Eva Jayate”
Artinya: hanya kebenaranlah yang akan menang

Berasal dari :
“Satyam eva jayate nanrtam”  (Mundaka Upanisad III.1.6)
yang artinya: hanya kebenaranlah yang akan menangbukan ketidakadilan.